Selasa, 14 April 2020

Cerita Dewasa Tiduri Keponakan Kandung

Cerita Dewasa Tiduri Keponakan Kandung


Keponakanku Yang Seksi Kebetulan sekolah sedang libur di bulan Oktober ini, aku (namaku Tris) bersama istri dan kedua anakku (yang besar baru kelas I SD) berlibur ke Malang sambil mengunjungi orang tua istriku. Rumah mertuaku bukannya di kota Malangnya tetapi agak jauh di Desa di luar kota Malang yang masih terasa sejuk. Seperti kebiasaan di desa, tetangga-tetangga mertuaku masih termasuk keluarganya juga dan di samping kiri rumah mertuaku adalah keluarga adik perempuannya yang sudah mempunyai anak 3 orang dan semuanya perempuan. 

Yang terbesar nama panggilannya Asih dan masih duduk di kelas 3 SMU di desanya, yang kedua bernama Ami masih kelas 1 di SMUnya Asih dan yang terkecil Ari masih duduk di kelas 2 SMP, sedang bapaknya kerja di suatu PT di Surabaya yang hanya pulang ke desanya setiap bulan habis gajian.Yang kudengar dari mertuaku, ke 3 keponakannya itu walau tinggal di desa tapi badungbadung dan susah di atur sampaisampai ibunya kewalahan. Kupikir mungkin akibat bapaknya tidak pernah ada di rumah sehingga tidak ada yang disegani.

Untuk menyingkat cerita, baiklah kumulai saja kisah nyataku ini. Ketika tahu aku dan keluargaku datang di desa, ibunya Asih datang kepadaku dan meminta tolong untuk memberi les kepada ketiga anaknya terutama kepada Asih, karena ujian akhir sudah dekat. Oh iya, mertuaku dan keluarganya tahu kalau aku dulu kerja sebagai seorang Guru SLTA sebelum diterima kerja di salah satu BUMN di Jakarta. Naak.. Triis, mumpung lagi libur di sini, tolong yaa si Asih dan adikadiknya diberi les, kata ibunya Asih sewaktu semua keluarga sedang ngobrolngobrol. Asih dan adikadiknya langsung protes ke ibunya,
Buu, ibu ini gimana siih. Kita sedang libur kok malah disuruh belajar?
Asiih, teriak ibunya agak keras,
Apa angkaangka di raportmu sudah bagus? Apalagi ujian sudah dekat, kalau hasil ujianmu jelek, bapakmu mana sanggup menyekolahkan kamu di Universitas swasta, lanjut ibunya dengan sedikit ngotot.

Supaya tidak terjadi keributan, lalu aku berusaha menengahinya dengan mengatakan Asiih, ibumu benar ikut ujian UMPTN itu tidak gampang. Mas Triis mau kok membantu Asih dan adikadik dan waktunya terserah saja, bisa pagi, siang atau malam.

Kebetulan hari Selasa sore, istriku dan ibunya pergi ke Kediri untuk mengunjungi saudaranya yang sedang sakit dan mungkin akan menginap semalam. Kirakira jam 9 malam ketika aku sudah siap akan tidur, Asih yang memakai baju tidur tanpa lengan yang longgar dan belahan dadanya yang sangat rendah datang memintaku untuk mengajari matematika. Lho kok malammalam begini sich apa tidak ngantuk nanti?, kataku agak malas karena aku sendiri sudah mulai ngantuk. 

Naah.. kata Mas Tris kemarin terserah Asih soal waktunya kebetulan lagi belum ngantuk nih Mas, jawabnya. Lalu Asih mengajakku ke rumahnya dan dia sudah menyiapkan bukubukunya di meja makan. Lho.. kok sepi, tanyaku pada Asih melihat rumahnya terasa sepi, Kemana Ibu dan adikadik mu Siih? Sambil duduk di kursi satusatunya di meja makan, Asih mengatakan kalau mereka sudah tidur sejak tadi.

Lalu Asih mulai membuka bukunya dan menanyakan persoalanpersoalan matematika yang tidak dimengertinya dan aku menerangkannya sambil berdiri disamping kirinya sambil sesekali kulirik belahan dadanya yang sangat jelas terlihat dari atas. Payudaranya tidak terlalu besar tapi terlihat menonjol tegang di balik baju tidurnya yang berleher rendah itu. Dari pengamatanku beberapa saat sewaktu Asih mengerjakan soalsoal matematika yang kuberikan, kelihatannya dia tidak bodohbodoh amat, mungkin karena bandel dan tidak pernah belajar saja sehingga hasil rapornya jelek. 

Suatu saat ketika aku menuliskan jawaban matematika yang ditanyakannya, secara tidak sengaja siku tangan kananku menyenggol payudaranya dan terasa empuk kenyal walaupun masih terbungkus BHya. Asiih, maaf yaa tidak sengaja, kataku basabasi. eeh tidak menyangka kalau Asih malah berguman, Aah sengaja juga tidak papa kok.. Maas, katanya dengan tanpa menoleh. Nah kesempatan baik nih, sambil menyelam minum air, sambil mengajari siapa tahu dapat kesempatan menggoda Asih yang kudengar bandel dan suka pacaran di sekolahnya, pikirku.

Kembali Asih mengerjakan soalsoal yang kuberikan dan aku melihat apa yang dikerjakannya dari belakang badan Asih dan sesekali kulongok belahan dadanya yang membuat dadaku berdesir dan kepingin memegangnya serta membuat celana pendek piyama yang kukenakan kelihatan menonjok akibat penisku sudah berdiri. Aku jadi melamun dan mencari jalan bagaimana cara memulainya supaya bisa memegang payudara Asih. Maas, panggil Asih yang membuatku agak tersentak dari lamunanku, kalau yang ini, gimana ngerjakannya? kata Asih yang agak menunduk mendekati kertas kerjaannya di meja makan. 

Lalu aku membungkukkan badanku dari belakang sehingga badanku menempel di sandaran kursi dan kepalaku ada di kanan bahu Asih sambil tangan kananku menjulur ke depan di atas kertas kerjaan Asih dan menerangkan bagaimana cara mengerjakan persoalan yang ditanyakan, dan Asih tidak berusaha menghindar dari posisiku dalam menerangkan dan juga tidak berkomentar ketika beberapa kali payudaranya tersenggol tanganku sewaktu bergerak menerangkan di kertas kerjaannya. 

Sudah mengerti aas, tanyaku setelah selesai menerangkan dan Suu..daah maas, jawab Asih pelan dan kuangkat kepalaku menjauhi kepala Asih sambil kukecup mesra leher Asih yang jenjang dan kulihat Asih agak menggelinjang mungkin kegelian dengan kecupanku itu sambil berkata lirih Aahh maas gee..niit aahh nanti Asih kasih tahu Mbak Sri (nama panggilan Istriku) lho baru tahu, menakutnakutiku. Yaa jangan dong Aas, bisa perang dunia nanti, kataku dari belakang dan kulanjutkan katakata rayuan gombalku Haabis, Asih maniis dan body Asih menggairahkan siih, sambil kembali kukecup lehernya.

Lagilagi Asih menggelinjang dan lalu melepaskan pinsil dari tangannya sambil berkata pelan seolah mendesah aahh maas, jaa..ngaan nanti ada yang tahuu. Karena tidak ada tolakan yang berarti dan Asih tidak berusaha menghindar atau pergi, aku semakin tambah berani dan kupegang kepalanya serta agak kuputar sedikit ke kanan lalu segera bibirnya kucium dalamdalam dan tidak menyangka kalau Asih malah membalas ciumanku dan tangannya dirangkulkan ke badanku. 

Karena dalam posisi begini kurang nikmat, sambil masih tetap berciuman, lalu kuangkat Asih berdiri dari duduknya dan kupeluk rapatrapat badannya ke badanku. Setelah puas kami berciuman, lalu kualihkan ciuman serta jilatanku ke arah leher Asih dan kudengar Asih mulai berdesah Aahh.. aah maass aahh.. maas ja..ngaan di sini.. nanti ketahuan, mendengar desahan yang cukup merangsang ini, aku semakin tidak dapat menahan nafsu berahiku lalu tangan kananku kugunakan untuk meremasremas payudara Asih dari luar BHnya dan Asih kembali mendesah aah maas ja..ngaan disinii.

Asiih, kita ke kamar Asih sajaa yaa, dan tanpa menunggu jawaban Asih, kuangkat dan kubopong tubuh Asih sambil kutanya, Kamar Asiih yang mana.. As?
Di dekat ruang tamu Mas, sambil kedua tangannya dirangkulkan ke leherku. Rupanya kamar Asih terpisah jauh dari kamarkamar lainnya dan sesampai di kamarnya lalu kurebahkan Asih di tempat tidurnya dan langsung kupeluk dan kembali kulumat bibirnya dan Asih pun meladeniku serta sepertinya sudah berpengalaman.

Setelah puas kulumat bibirnya, kualihkan ciumanku ke arah leher dan telinganya serta tangan kananku kugunakan kembali untuk meremasremas payudaranya sedangkan Asih hanya mengeluarkan desahandesahan. Sambil tetap mencium leher, telinga dan seluruh wajahnya, aku mulai mencoba melepaskan kancingkancing baju tidur Asih dan setelah semua kancing terbuka, Asih mendesah, Maas jangaan maas Jaa..ngan, katanya tanpa adanya penolakan atau menghentikan tanganku yang melepas kancingkancing baju tidurnya. 

Ketika kubuka kaitan BH di punggungnya, Asih juga seperti tidak menolak tetapi masih terdengar desahan suaranya, Maas ja..ngaan maas. Setelah kaitan BHnya terlepas segera kubuka BHnya dan terlihat payudara Asih yang tidak terlalu besar dengan puting susunya kecil kecoklatan, segera saja kualihkan cuimanku dari leher langsung ke payudaranya dan tangan kananku kugunakan untuk mengeluselus vagina Asih dari luar CDnya.

Seraya menggerakgerakkan bagian dadanya dan kedua tangan Asih dirangkulkan kuatkuat ke badanku, desahan Asih semakin sering terdengar, Maas maas aduuh maas teruus maas. Desahandesahan Asih semakin membuat penisku semakin tegang saja, dan setelah beberapa saat kuciumi serta kujilati payudaranya yang ranum itu, lalu ketelusuri perut dan pusar Asih dengan ciuman serta jilatanku dan kugunakan kedua tanganku untuk melepas CDnya sehingga vagina Asih yang menggelembung di antara kedua pahanya dan hanya ditumbuhi bulubulu hitam yang tipis terlihat jelas. 

Ketika jilatanku sudah mendekati bibir vaginanya, secara perlahanlahan Asih membukakan kedua kakinya dan tercium aroma khas vagina. Aku sudah tidak sabar, lalu kujilat bibir vaginanya yang agak terbuka dan kurasakan tubuh Asih menggelinjang kuat sambil mendesah agak kuat. Maas aduuh maas sudaah maas, sambil menekan kepalaku agak keras dengan kedua tangannya sehingga mulut dan hidungku terbenam dalam vaginanya dan basah oleh cairan yang keluar dari vaginanya. 

Lalu kuhisaphisap bagian clitorisnya yang membuat Asih semakin sering menggelijang dan kuat desahannya, Maas maas teruus.. Maas, dan ketika bibir vagina Asih kubuka dengan jarijari tanganku, kulihat lubang vaginanya sudah mempunyai lubang yang agak besar dan sambil tetap menjilati vaginanya aku segera berkesimpulan kalau Asih sudah tidak gadis lagi dan mungkin sudah beberapa kali vaginanya dimasuki penis orang lain. 

Jilatanjilatan serta sedotansedotanku sudah keseluruh vagina Asih dan pinggulnya semakin kuat pergerakannya serta kudengar desahan kuat Asih lagi Maas, maas, Asiihh nggaak kuaat laggii maas, aahh, sambil tangannya menekan kuatkuat kepalaku cukup lama dan pinggulnya kelojotan dengan cepat. Tapi tidak lama kemudian Asih terdiam dan yang kudengar hanya nafasnya yang terengahengah dengan kuat. 

Setelah kudengar nafasnya mulai agak teratur, kurasakan kedua tangannya berusaha menarik pelan kepalaku ke atas, lalu aku merangkak di atas badan Asih dan kupegang kepalanya sambil kuciumi seluruh wajahnya dengan mulut dan hidungku yang masih basah oleh cairan vagina Asih. Sambil mencium lehernya, lalu kutanyakan apa yang ada dalam pikiranku tadi, Asih sebelumnya sudah.. pernah.. seperti ini.. yaa? 

Dan seperti kuduga Asih menjawab pelan. Sudah Maas dengan pacar Asih, tapi tidak seperti sekarang ini, pacar Asih maunya cepatcepat dan setelah diam sesaat Asih melanjutkan katakatanya, Maas, tapi jangan kasih tahu Ibu yaa? Aku hanya mencium bibirnya dan kujawab singkat, Nggaak akan doong aas, dan kembali kuciumi wajahnya.

aas, boleeh sekarang Mas masukin? kataku setelah diam sesaat, Asih tidak segera menjawab tetapi kurasakan kedua kakinya digeser membuka. Karena tidak ada jawaban, lalu kupegang batang penisku dan kuarahkan ke lubang vaginanyah serta pelanpelan kutekan kelubangnya. Walaupun vaginanya masih basah dengan cairan, kurasakan masuknya penisku ke dalam vaginanya agak susah sehingga kuperhatikan wajah Asih seperti menahan rasa sakit dan terpaksa tekanan penisku kutahan.
Melihat wajahnya sudah biasa dan kurasakan tangannya yang berada di pungungku menekan pelanpelan, lalu kembali penisku kutekan pelanpelan dan tibatiba penisku seperti terperosok ke dalam lubang, bleess.. serta kudengar Asih berteriak kecil, aachh maas tahaan, sambil menahan pinggulku.

Setelah diam beberapa saat, kudengar kembali Asih berkata pelan, Maas .. jangaan dalam dalaam yaa Maas, Asiih takut sakiit. Agar supaya Asih tidak kesakitan, lalu kuikuti pesan Asih dan aku mulai menarik penisku pelanpelan dari dalam vaginanya dan menekan kembali pelanpelan serta kubatasi tekanan masuknya penisku itu seperti pertama kali masuk kirakira sepertiga panjang penisku.

Setelah beberapa kali keluar masuk, kurasakan penisku mulai lancar keluar masuk vagina Asih dan kuperhatikan wajah Asih sudah biasa dan tidak sedang menahan sakit, malahan sewaktu aku menahan pinggulku agar penisku jangan masuk terlalu dalam, ternyata sekarang Asih menaikkan pinggulnya dan tetap menekankan kedua tangannya di pinggulku. Karena sudah ada tanda ini, lalu kukocokkan penisku keluar masuk vagina Asih pelanpelan lebih dalam, dan terus lebih dalam lagi dan terus sampai akhirnya penisku bisa masuk semuanya ke dalam vagina Asih dan setiap kali penisku masuk semua ke dalam vaginanya dan terasa sampai mentok di vagina Asih, kudengar Asih berdesah, aahh maas, berulangulang.

Karena sudah kuanggap lancar dan tidak ada keluhan dari Asih, sambil kuciumi wajah dan bibirnya, lalu kupercepat kocokan keluar masuk penisku di vaginanya dan akibatnya sangat terasa gesekangesekan di vaginanya yang terasa sempit itu, membuatku tidak sadar berdesah, Sshh sshh.. enaak Aass.. aaccrhh, sedangkan Asih yang mungkin sudah begitu terangsang, vaginanya mencuat akibat keluar masuknya penisku dan kadangkadang sampai mentok di ujung vaginanya, gerakan pinggulnya semakin cepat dan tidak teratur serta kuku jari tangannya mencengkeram kuat di pinggangku sambil sering kudengar desahnya, Maas teruus maas enaak aahh sshh enaak maas. 

Tidak terlalu lama kemudian gerakan pinggul Asih semakin liar, pelukan dan cengkeraman kukunya semakin sering dan nafasnya juga sudah semakin cepat dan tibatiba Asih berseru agak keras dan mudahmudahan tidak sampai terdengar di kamar ibu atau adikadiknya, Maas.. maas Asiih suudah nggaak kuaat Maas, aduuhh Maas, Asiih sekaraang aduuh, keluaar aaccrhh, serta badannya seperti kejangkejang, dan kubantu orgasmenya dengan memeluknya kuatkuat serta kupercepat kocokan keluar masuk penisku di dalam vaginanya sambil kubisiki, Asiihh teruuskan saa..yang teruuskaan sampaii Asih panas, tapi bersamaan berhentinya seruan Asih saat orgasme. 
Kulihat sekelebat wajah perempuan entah Ami atau Ari menutup korden kamar Asih lalu berjingkat pergi dan Asih kelihatannya tidak tahu dan aku pun tidak akan kasih tahu. Tidak lama kemudian Asih terdiam dengan nafasnya yang tersengalsengal dan menciumi seluruh wajahku serta membisikiku Maas, maas hebaat, Asiih baru bisaa puaas sekarang dan Asiihh capeek bangeet maas.

Karena mendengar Asih mengatakan capai, aku jadi tidak tega lalu kubilang Assiih, kalau asih capek istirahat saja duluu Mas cabut dulu yaa.. punya Mas?

aahh biaarkan sajaa.. duluu maas, maskan belum keluaar, jawab Asih tenang sambil mencium wajahku. 

Kulihat nafas Asih sudah normal kembali dan kedua tangannya diusapusapkan di punggungku sambil masih tetap menciumi wajahku dan kurasa ini sebagai tanda bahwa Asih sudah siap lagi, lalu pelanpelan aku mulai menggerakkan pinggulku lagi sehingga penisku mulai keluar masuk vaginanya yang semakin basah sambil kusedotsedot salah satu puting susunya dan terdengar jelas bunyi, crroott crroot, pada saat penisku masuk ke dalam dan Asih masih diam saja mungkin sedang menikmati enaknya dinding vaginanya digesekgesek penisku. 

Makin lama kocokan penisku semakin kupercepat dan sekarang terasa Asih sudah menggerakkan pinggulnya sehingga penisku terasa semakin nikmat sehingga tanpa sadar aku mendesis, Aasiih enaak Aas aduuh enaak Aas, dan hampir bersamaan Asih pun mulai mendesah, Maas.. Asiih jugaa Maas teruus maas aduuh.. enaak maas. Gerakan penisku keluar masuk semakin kupercepat dan terasa spermaku sudah di ambang pintu mau keluar dan kucoba menahannya sambil kutanyakan,


Asiih maas sudaah nggaak kuaat keluarkannya dimanaa Aas?
Maas, biariin di dalam maas, Asiih pingin disemprot maas ayoo sama samaa Maas ayoo sekaraang Maas! dan aku berseru agak keras
aaccrhh aahh Maas keluaar aaccrhh, sambil kupererat pelukan dan penisku kutekan dalamdalam ke vaginanya dan hampir bersamaan Asih pun berteriak cukup keras,
Maas aacrhh maas Asiih keluaar. sambil menggerakkan pinggulnya secara liar. 

Setelah itu kami samasama terdiam tapi dengan nafas yang tersengalsengal dan segera kucabut penisku dari dalam vagina Asih dan langsung kupakai celanaku tanpa melap lagi dan kubilang, Asiih Mas pulang kesebelah dulu yaa, takut dicariin.

Sesampainya di rumah mertuaku yang cuma sebelah rumahnya Asih, aku tidak melihat tandatanda ada yang masih ada yang bangun. Lalu kukunci semua pintupintu dan aku langsung tertidur di dekat ke 2 anakku. Siang harinya waktu aku sedang ngobrol dengan beberapa keluarga istriku di rumah mertuaku, tibatiba telepon berbunyi dan salah seorang memanggilku. Maas ada telepon dari Mbak Sri, (nama Istriku).Maas, kata istriku dalam telepon, Kayaknya aku belum bisa pulang hari ini mungkin baru besok, habis ibu banyak yang perlu diurus. Jaga anakanak ya Maas, kata istriku mengakhiri teleponnya.

Baca Juga : Berita Bola
situs bola online

 Promo Bonus Situs Slot Online Terbaik di Nelayanbet :

- EXTRA BONUS 200% ( BOLA, CASINO DAN SLOT )
- EXTRA BONUS POKER 100%
- WELCOME BONUS 25% SEMUA GAME
- BONUS WELCOME 100% ( BOLA DAN SLOT)
- BONUS WELCOME CASHBACK 100% SLOT
- BONUS WELCOME CASHBACK PARLAY 100% BOLA
- BONUS DEPOSIT 30%, 20%, 10% DAN 5% SLOT
- BONUS DEPOSIT 10% DAN 5% BOLA, CASINO DAN POKER
- ROLILINGAN CASINO 3,5%
- ROLILINGAN SLOT 1%
- BONUS CASHBACK BOLA 8%
- BONUS KEHADIRAN

AYO... JOINT Sekarang juga dan raih Keuntungan2 BONUS MENARIK bersama Kami, dengan berbagai Kemudahan bagi Anda dengan Mantap. Min Deposit Hanya Sebesar Rp 25.000,- (Dua Puluh Lima Ribu Rupiah)

Untuk Keterangan yang lebih Lengkap dan Jelas Anda bisa menghubungi CS 24/7 kami melalui :

Untuk menghubungi kami Di:
Slot Online *
Live chat : Nelayanbet
Link Alternatif : Nelayanbet. best
Line : Nelayanbet
WhatsApp +85511481395
Link daftar : https://linktr.ee/linkalternatifnelayanbet
Lokasi: Indonesia

0 komentar:

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net

Posting Komentar